Yup, semua berawal pada hari Jumat 10 Juni 2011.
Tiba-tiba mendapat telpon dari atasan kalau mendapat kepercayaan untuk ke Kalimantan selama tiga hari. Buat apa? Ikut sebagai salah satu kontingen MINUT pada Penas KTNA di Kutai Kartanegara.
"Hah?? Ikut Penas KTNA? Apa hubungannya dengan dokter?"
Ya begitulah yang pertama muncul di benak. Ada hubungan apa antara dokter dan KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan). Ternyata maksudnya adalah mewakili DinKes sebagai dokter kontingen.
Sebagai bawahan, saya menyanggupi, apalagi jika diberi tugas luar, dengan kata lain : jalan-jalan, hihihihi :p Apalagi transport dan akomodasi ditanggung negara, eh, ditanggung dinas maksudnya :p
Dan ternyata, di Kalimantan itu selama SATU MINGGU. Yup 1 minggu, dari tanggal 14 sampai 21, dari Selasa ke Selasa.
Segala persiapan pun dilakukan. Mulai dari ukur baju di pasar 45 (baju kontingen Minut), sampai ambil tiket pp di Mantos. Mahal juga tiketnya, padahal hanya sampai Balikpapan.
Hari Senin 13 Juni 2011 di Kantor Bupati Minut, dilepas oleh Bupati bersama kontingen Minut yang lain. Bari tau klo ternyata acara penas-nya itu sendiri nanti tanggal 18, wew . Dapat kabar baik dan kabar buruk. Kabar baik dirahasiakan dulu :p Kabar buruknya, ternyata baju tidak jadi dijahit karena abis bahan (kain), weks … terpaksa bawa kain dari Dharma Wanita ke tukang jahit kemarin itu.
Selasa pagi, 14 Juni 2011 jam 7, berangkat dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Balikpapan dengan pesawat Batavia Air Y6-632, seat 29B yang dekat wc, wew... Batavia, satu-satunya maskapai penerbangan yang melayani direct flight dari Manado ke Balikpapan.
Tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan, langsung menuju ke Tenggarong, ibukota dari kabupaten Kutai Kartanegara, melewati jalan darat. Konon, kabupaten inilah yang disebut-sebut kabupaten terkaya di Indonesia. Mobilnya adalah mobil sewaan, penumpang ada pak Kadis pertanian Pak Wangke Karundeng, pak kabid Arti Waroka, dan ada wartawan Posko Rahman (eh, betul itu nama?), dan yang jadi driver adalah pak kabid Denny, yang baru pertama kali ini jadi driver Balikpapan Tenggarong. Jadi istilahnya orang Manado : “buta-buta pi Tenggarong, yang penting laki-laki samua yang di oto, nda tako mo ilang” :p
Tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan, langsung menuju ke Tenggarong, ibukota dari kabupaten Kutai Kartanegara, melewati jalan darat. Konon, kabupaten inilah yang disebut-sebut kabupaten terkaya di Indonesia. Mobilnya adalah mobil sewaan, penumpang ada pak Kadis pertanian Pak Wangke Karundeng, pak kabid Arti Waroka, dan ada wartawan Posko Rahman (eh, betul itu nama?), dan yang jadi driver adalah pak kabid Denny, yang baru pertama kali ini jadi driver Balikpapan Tenggarong. Jadi istilahnya orang Manado : “buta-buta pi Tenggarong, yang penting laki-laki samua yang di oto, nda tako mo ilang” :p
baru sampai |
stadion aji imbut |
kamar |
Angkot tidak nampak di Tenggarong, begitupula dengan taxi. Dan parahnya, mall tidak ada T_T. Toko besar saja sulit ditemukan disini. Jembatannya keren, tampak pulau Kumala beserta patung Lembuswana-nya ditengah sungai Mahakam. Banyak kapal-kapal dan batubaranya.
batubara |
pembukaan penas |
Kartu remi dan singing turut meramaikan hari-hari penas. Tawa dan canda bersama teman-teman baru peserta penas dari Minut adalah hal yang patut dikenang. Berburu gimmick di pameran pembangunan menjadi salah satu agenda :p Sayangnya pameran soal pertanian, klo pameran gadgets baru mantaps #eh xD Ada pasar seni juga. Banyak souvenir dijual dengan harga jauh diatas rata-rata, wew. Obat kuat dan lintah pembesar pen** juga ada, LOL. Milu rebus manis dan bakso saat malam hari tentunya takkan dilupakan. Milu rebus karena sungguh enak, sempat menyesal karena cuman beli tiga. Dan bakso karena sempat bikin diare :p Beli ole2 buat Valerie, gelang persahabatan. Hehehe. Dan amplang buat teman-teman. Baru kali itu tau klo itu ternyata yang namanya amplang, hahahahaha.
Orang sakit selama penas cuman sedikit, yang paling parah satu orang yang flu plus maag. Yang lain, tensi.
Seminggu tak terasa. Selasa 21 Juni 2011, berangkat ke Balikpapan dengan bus. Di bandara Sepinggan, sementara menunggu boarding karena si Batavia-nya delay, bertemu mantan kapten kapal yang juga satu kawanua, dan beliau memberi kenang-kenangan sepotong kecil kayu mulia dari Papua, yang katanya “cocok” untuk pria sebelum bercinta, dan kayu inipun menjadi laris manis, diminta sana sini oleh teman-teman KTNA yang lain, hahahahaha.
Akhirnya, dengan Batavia Air Y6-631, kembali ke Manado. Kali ini mendapat seat 4F. Mantaps :D Membandingkan Balikpapan dengan Manado pada malam hari dari pesawat, beda jauh. Balikpapan lebih besar jauh. Sampai di Bandara Sam Ratulangi dengan selamat. Untung saja dijemput, jadi tidak perlu repot-repot pesan taxi.
Sampai jumpa teman-teman KTNA Minut, ketemu lagi lain waktu :D
No comments:
Post a Comment